Minggu, 20 Februari 2011

"Prince Gilolo, son of the King of Gilolo - Moluccas, 1692".


Lelaki dalam lukisan ini dikenal sebagai "Prince Giolo, son of the King of Gilolo - Moluccas, 1692", a fruitful island abounding with rich spices and other valuable commodities. He is "Prince Painting/tatto" of the world, lelaki yg sekujur tubuhnya penuh gambar tatto permanen dan kini menjadi icon dunia per-tatto-an di seantero dunia hingga saat ini. Namun siapa sangka ternyata sang icon tatto dunia ini adalah kelahiran tanah Jailolo (Halmahera).

Namun ada juga yang memperkirakan bahwa lelaki ini berasal dari Mindanao-Filipina.

Memang ada beberapa buku yang menunjukkan bahwa prince giolo ini berasal dari Mindanao. namun ketika saya mengecek buku William Dampier, A New Voyage Round The World, 1697, saya peroleh informasi bahwa pangeran yang bertato dalam bahasa William Dampier, yang pada saat itu membawa pangeran ini ke Inggris menyatakan bahwa pria (yang dalam julukan Wiiliam adalah Jeoly), adalah pria yang berasal dari kepulauan dekat New Geunie (lebih diarahkan pada Halmahera). data ini juga kemudian saya konfirmasikan dengan buku Alfred Russel Wallace (CHAPTER XXI
THE MOLUCCAS–TERNATE), juga menegaskan bahwa Gilolo merupakan salah satu kerajaan yang berada di Halmahera (dekat dengan new guenie). dengan begitu...pria dalam gambar di atas lebih mengacu pada pangeran Gilolo-Jailolo......

Dalam buku Ensiklopedi Suku Bangsa edisi bahasa Indonesia yg beredar di tanah air, istilah "Gilolo" sebagai suatu suku bangsa, hanya satu2nya tertuju pada sebuah kerajaan lama di pulau Halmahera Indonesia. Hingga sat ini tak ada satu tempatpun di bumi ini yg dahulu sering disebut Gilolo selain di pulau Halmahera (Maluccas) di kepulauan Indonesia.

Mengenai kata "Jeoly" , adalah lafadz pengucapan kata "Giolo" oleh orang Inggris, yang pertama kali dipopulerkan pada tahun 1691 oleh William Dampier seorang pelaut Inggris yang bepergian ke laut selatan (Polinesia) dan Hindia Timur bersama pelaut Spanyol dalam misi mengelilingi bumi dan mencari daerah baru. Pada saat kembali ke Eropa, Ia membawa seorang manusia bertatto yg bernama Pangeran Giolo ke London. Dia mememperkenalkan motif tatto Polinesia (Hindia Timur) di tubuh sang pangeran ini di London dan saat itu dikenal sebagai Pangeran Painted. Di London, penduduk terpesona oleh tato Prince Giolo. Dia membuat penampilan publik dan menghidupkan kembali seni untuk tatto di Inggris waktu itu. Namun bahasanya tidak dipahami oleh penduduk Inggris. Demikian juga diterangkan dalam buku William Dampier, yg diiterbitkan James Knapton, yakni; A New Voyage Round The World (1697).

Kemudian, akhir 1700-an ketika Kapten James Cook membawa orang Polinesia bertatto lain yg bernama Omai kembali ke London. Omai menjadi daya tarik besar di London. Kemudian, pada 1891, seorang Amerika bernama Samuel O'Reilly menciptakan mesin tato yang pertama elektronik, berdasarkan desain Thomas Edison untuk Autographic Percetakan Pen, yang menusuk kertas dengan jarum. Desain dasar bergerak gulungan, tabung dan jarum bar masih komponen senjata tato modern.

Sejarah tato adalah satu panjang, jauh sebelum jaman sejarah (pra sejarah). Kata tato awalnya berasal dari bahasa Tahiti "tatu", yang berarti "untuk menandai sesuatu". Kata Polinesia "tatao", yang berarti "tekan". Tato telah ada sejak zaman Neolitik, hampir 5.500 tahun yang lalu, dan mungkin bahkan lebih awal. Tatto jg sdh dikenal pasda jaman Mesir kuno, juga pada peradaban seperti Persia, Arab, Kreta, Yunani, dan Cina kuno. Di barat, seni tato juga di Norwegia dan Denmark.

Pelaut Inggris pada waktu itu menjelajahi dunia baru bersama para penjelajah Spanyol melalui jalur barat (Amerika) menyeberangi pasific ke Philipina dan selanjutnya ke Tidore. Bangsa Belanda menyusul kemudian dan pertama kali mendarat di pulau Jawa tahun 1495. (tercatat inggris secara resmi memerintah di Indonesia hanya sesaatyakni pada awal tahun 1800-an - Raffles).

Setelah Spanyol terpukul mundur dari Maluku oleh Portugis yg juga bercokol di Maluku (Ternate) yg dari Eropa berlayar mlalui jalur timur, namun saat itu Spanyol masih bertahan di Philipina dan memantau Maluccas melalui pulau Miangas di Mindanao selatan (Talaud utara). Kabar yg beredar di Eropa (Inggris) bahwa Prince Giolo, son of the King of Gilolo (the spice Islands) adalah berasal dari pulau Miangas, padahal sesungguhnya lebih selatan lagi yaitu tempat asalnya sang prince ini. Beberapa situs internet yg membahas tentang sejarah tatto abad pertengahan ini, sebagian menulis bahwa Prince Giolo (son of the king of Gilolo) berasal dari Philipina selatan, dan bahasanya tidak dipahami oleh penduduk pulau Miangas. Namun sebagian situs menyatakan bahwa Prince Giolo berasal dari pulau rempah2 di Hindia Timur (Nusantara bagian timur = Maluccas = Gilolo = Jailolo). Philipina selatan hanya merupakan jalur saja. (Tercatat di Mindanao selatan ada kawasan (kabupaten di Philipina) yg bernama "Ternate Cative", memang ada hubungan kesejarahan dengan kerajaan Ternate dahulu, namun saat ini sebagian penduduk beragama Katolik karena pengaruh Spanyol.

Persoalan tradisi atau budaya tatto di Philipina selatan memang ada, nah kalo di Jailolo (Maluccas) memang tidak pernah ada, namun yg lebih dikenal ada budaya "Laka", yaitu mewarnai kuku secara permanen (dengan manggunakan daun pacar) seperti yg kita kenal. Saya mempunyai data (referensi) yg mnjelaskan bahwa kebiasaan ini digunakan oleh sang pangeran ke seluruh tubuhnya kecuali tangan, kaki dan wajahnya, sehingga ia terasing dari keluarganya dan sang petualang Inggris William Dampier membawanya ke Eropa karena tertarik denfgan gambar di tubuhnya, bahkan sang pangeran dijadikan budaknya. Prince Giolo meninggal di Oxford karena penyakit cacar. Ia dikenang sebagai "Painted Prince," Giolo/Jeoly, a tattooed native of the Spice Islands. ("Pangeran dicat" Giolo/Jeoly, penduduk asli yg tato dari kepulauan rempah).

Untuk memperkuat argumen bahwa Prince Giolo bukan berasal dari Philipina (Mindanao ataupun pulau Miangas), pada bagian terakhir situs menegaskan bahwa : "....Prince Giolo was not originally from Mindanao or Meangis, and was not a Filipino. Meangis (alternately referred to as Moangis, Miangas, or “Island of Palmas”) Giolo was enslaved first in Mindanao and then traded to a different master before finally becoming Dampier's “Prince”....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar